Berbicara masalah Catatan anekdot, tentu saja bukan lagi hal baru.
Catatan anekdot adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan langsung
tentang sikap dan perilaku anak yang muncul secara tiba-tiba (peristiwa yang
terjadi secara insidental). Anecdotal
record(catatan kejadian khusus) merupakan uraian tertulis
mengenai perilaku yang ditampilkan oleh anak dalam situasi khusus, yang ditulis dengan
singkat dan menjelaskan
sesuatu yang terjadi secara faktual (sesuai dengan apa yang dilihat dan
didengar), dengan cara yang obyektif (tidak berprasangka, tidak menduga-duga),
menceritakan bagaimana, kapan dan di mana terjadi peristiwa itu, serta apa yang
dikatakan dan dikerjakan anak.
Penggunaan catatan anekdot banyak
memberi keuntungan kepada pendidik (guru). Keuntungan
menggunakan catatan anekdot tersebut adalah:
A. Pengamatan
dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang
dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
B. Pengamat dapat
menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan
nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
C. Pengamat dapat
melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
D. Pembuatan format Catatan
Anekdot (anecdotal record)
Adapun
tahapan-tahapan yang harus dilakukan dengan menggunakan metode ini terdiri dari
tahapan persiapan, pelaksanaan, tahapan analisis, pencatatan hasil dan
penggunaan symbol-simbol, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap persiapan mencakup
langkah-langkah yang sesuai dengan pengalaman saya adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan
aspek perilaku observi yang akan dicatat.
Semua perilaku
anak tanpa terkecuali perlu diamati secara sistematis, sehingga akan mengenal
ihwal mereka. Akan tetapi dalam praktiknya, besar kemungkinan diprioritaskan
bagi anak-anak yang mengalami masalah dan menunjukkan prilaku khusus (khusus).
Aspek-aspek perilaku tersebut, misalnya: kerjasama, ketelitian, perkelahian,
membolos, membuat gaduh, menyontek, dan sebagainya. Dengan demikian, format
yang disiapkan untuk mencatat kejadian-kejadian tersebut lebih bersifat umum.
Pada Kesempatan
ini, disini saya akan mencoba share pengalaman mengenai “Prosedur penggunaan catatan
anekdot dalam BK”. Sebelum saya jelaskan masalah ini lebih detil, perlu
kita samakan persepsi terlebih dahulu bahwa catatan anekdot, sering saya
gunakan untuk mencatat menilai karakteristik siswa yang menunjukan adanya
prilaku khusus. Selain itu, saya juga biasanya menjadikan catatan anekdot ini
sebagai bank data secara umum.
Adapun tabel yang umum digunakan
untuk mencatat aspek-aspek prilaku individu adalah:
Tabel 1: Format
tabel catatan anekdot
No
|
Nama/Tempat
|
Peristiwa
|
tafsiran
|
Keterangan
|
1.
|
……….
|
1. Siswa hadir disekolah dalam
kondisi yang tidak fit, wajah murung, dan sering menguak
|
……
|
……..
|
(2) Menentukan
bentuk catatan anekdot
Menetapkan
bentuk catatan anekdot. Berbagai bentuk catatan anekdot seperti: kartu kecil
yang berukuran setengah halaman jenis kertas folio berisi satu peristiwa dan
lazim di sebut kartu/catatan asli. Catatan asli merupakan bahan konfidensial,
sehingga dipertanggung jawabkan kerahasiaannya. Sedangkan kartu yang berukuran
satu halaman jenis kertas folio berisi beberapa peristiwa siswa yang sama, dan
bentuk catatan anekdot berkala.
Contoh bentuk
catatan anekdot yang dibuat dikertas folio untuk mencatat beberapa peristiwa
siswa yang sama:
Tabel
2: contoh Kartu Catatan Anekdot
Identitas:
Nama:…………….
Kelas:…………….
Alamat…………....
Situasi:……………
Tempat:………….
|
Deskripsi
Pada
hari…. Tanggal…. Tahun 2018 disampaikan oleh guru mata piket dan guru mata
pelajaran bahwa siswa atas nama….. tidak mengikuti apel pagi serta pelajaran
pada jam pertama dst………..
|
Interpretasi:
1. Kejadian berulng
2. Terjadi kesalah pahaman
penyelesaian masalah dst…….
|
Rekomendasi:
1. Lakukan langkah mediasi dst………………………
2. ………………………………………………………
|
b. Tahap
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan,
kita sebagai observer menyiapkan format catatan asli, kemudian mengambil posisi
yang memudahkan proses pencatatan. Selanjutnya observer melakukan pencatatan terhadap
perilaku khusus observasi dan diusahakan agar ia tidak menyadari jika sedang
diamati.
Secara
spesifik, langkah-langkah yang diambil pada tahapan pelaksanaan ini adalah:
·
Mencatat peristiwa pada kartu catatan anekdo
(Tabel 2 diatas)
·
Meningput hasil catatan peristiw dalam tabel
catatan anekdot seperti (tabel no 2)
·
Memindahkan catatan pribadi siswa dalam buku
pribadi (map Pribadi).
·
Memindahkan dari Map pribadi kedalam agenda
kerja guru BK (tabel 3 dibawah ini)
TABEL
3: TABEL AGENDA KERJA GURU BK
No
|
Hari / Tanggal
|
Sasaran
|
Topik
|
Bidang Bimbingan
|
Kegitan /
Keterangan
|
1.
|
Senin,
22:08:18
|
KELAS
X
|
DISIPLIN
|
Pribadi
|
Bimbingan
kelompok
|
c.
Tahap Analisis Hasil
Tahap analisis
hasil berupa pemberian komentar/interpretasi observer terhadap perilaku observi
pada suatu kejadian berdasarkan hasil pencatatan. Ada beberapa langkah yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat interpretasi, antara lain:
1. Menghubungan
tiap-taip peristiwa dari catatan-catatan yang ada
2. Mengumpulkan
catatan-catatan penafsiran pada untuk ditarik kesimpulan pokok dari suatu
kejadian. Karena pada tiap peristiwa tersebut ada hasil penafsirannya. Dengan
demikian tiap item dari hasil penafsiran tersebut dikumpul untuk ditarik
kesimpulan akhir.
d. Catatlah
hasil penilaian perkembangan
anak pada kolom penilaian di rencana kegiatan harian (RKH). Ada tiga kelompok
anak yang perlu dicatat, kelompok pertama,
yaitu: anak yang belum mencapai atau melakukan/menyelesaikan pekerjaan
masih selalu dibantu guru, kelompok kedua,
yaitu: anak yang sudah atau mampu melakukan/menyelesaikan tugas tanpa
bantuan guru secara tepat, cepat, dan benar, dan kelompok ketiga, yaitu: anak yang menunjukkan kemampuan melebihi
indikator-indikator yang diharapkan dalam RKH.
e. Simbol
yang digunakan
untuk mencatat tingkat pencapaian anak untuk setiap indikator adalah sebagai
berikut:
Anak yang selalu dibantu guru dalam
melakukan/menyelesaikan tugas-tugas sesuai indikator seperti yang diharapkan
dalam RKH, maka pada kolom penilaian dituliskan tanda lingkaran kosong (O) pada
nama anak bersangkutan.
Anak
yang sudah atau mampu melakukan/menyelesaikan tugas tanpa bantuan guru secara
tepat, cepat, dan benar sesuai dengan indicator seperti yang diharapkan dalam
RKH, maka pada kolom tersebut dituliskan nama anak dan tanda lingkaran berisi
penuh ( ) .Anak yang menunjukkan kemampuan sesuai
dengan indikator yang tertuang dalam RKH, diberi dengan tanda cek
Dari berbagai penjelasan tersebut
diatas, maka saya
mengambil kesimpulan bahwa catatan anekdot ini akan sangat bermanfaat bagi guru
bimbingan konseling karena catatan ini memuat tentang informasi siswa yang
bersifat insedental memuat catatan khusus yang diambil dari hasi pengamatan
guru BK secara langsung. Namun demikian, catatan anekdot membutuhkan metode
lainnya untuk dapat memberikan pemahaman yang utuh terhadap peserta didik
karena metode ini hanya menafsirkan
informasi yang dilakukan oleh siswa atau gerak-gerik siswa itu sendiri tanpa
disertai dengan klarifikasi yang lebih dalam atas peristiwa tersebut.
Terimakasih…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar